Rabu, 30 Juli 2008

Apakah Trauma / PTSD?

Apakah Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)?

Banyak dari kita memiliki pengalaman-pengalaman traumatis – ditinggal oleh orang yang dicintai, dikianati pasangan, penyakit serius, perceraian, kecelakaan, pelecehan seksual, melihat kejadian mengerikan, bencana alam dan lain-lain. Pada saat itu, kita mungkin akan merasa sangat gelisah atau takut, atau kesedihan yang mendalam.Tetapi biasanya rasa sakit hati akan berlalu, dan kehidupan menjadi lebih normal.

Tapi sering seseorang yang mengalami suatu kejadian yang menakutkan atau pengalaman yang mengubah situasi kehidupan akan mengalami stress berat di mana ingatan-ingatan itu tidak mereda, bahkan untuk sesaat. Pada beberapa orang, pengalaman di atas sangat ekstrem sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan yang dialami. Seseorang yang merasa seperti ini mungkin menderita Post Traumatic Stress Disorder, atau PTSD, sebuah kondisi nyata dan melemahkan kesehatan. Untungnya, banyak yang sudah dipelajari dalam beberapa tahun tentang penyembuhan PTDS. Memberikan pemahaman dan mencari interfensi sangatlah penting untuk dapat menangani gejala-gejala yang berlebihan dan menetap, dan dapat menolong seseorang untuk mendapatkan kembali kehidupan mereka yang normal.

Apa yang menyebabkan PTSD?

Seseorang mengembangkan PTSD adalah akibat respon terhadap suatu trauma yang ekstrem – sebuah kejadian yang mengerikan yang seseorang alami, saksikan, atau dipelajari, terutama yang mengancam hidup atau yang menyebabkan penderitaan fisik. Pengalaman tersebut menyebabkan seseorang merasakan takut yang sangat kuat, atau perasaan tidak berdaya.

Sangatlah penting mengetahui bahwa tidak semua orang yang mendapat pengalaman traumatis akan mengembangkan PTSD. Tetapi lebih banyak orang yang mengembangkan PTSD. Diperkirakan 70 persen orang dewasa mendapatkan pengalaman traumatis sekali dalam hidupnya dan lebih dari 20 persen dari mereka akan berlanjut menjadi PTSD.

Setiap orang dapat mengembangkan PTSD – laki, perempuan, anak-anak, tua dan muda. Korban trauma yang berhubungan dengan serangan fisik dan seksual menghadapi resiko yang besar berkembang menjadi PTSD. Wanita dua kali lebih besar mengembangkan PTSD dari pada laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan karena fakta bahwa wanita lebih mungkin mengalami kekerasan interpersonal, seperti perkosaan atau pelecehan fisik dan seksual, terutama pada masa kecil. Wanita juga mengalami truma yang berulang, sebagaimana pada kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Orang-orang yang beresiko PTSD adalah :

1. Siapapun yang menjadi korban atau menyaksikan sebuah adegan kekerasan, atau berulang-ulang menghadapi situasi yang mengerikan.
Para survivor ini termasuk :
- Kekerasan dalam rumah tangga atau pasangan intim
- Perkosaan atau pelecehan seksual
- Serangan tiba-tiba atau pembajakan
- Perlakuan kekerasan di tempat umum, di sekolah, atau di tempat kerja.

2. Survivor pada kejadian yang tidak diinginkan dalam kehidupan sehari-hari :
- Kecelakaan mobil atau kebakaran
- Bencana alam, seperti gempa bumi
- Kejadian kecelakaan major, seperti kecelakaan pesawat terbang atau serangan teroris
- Bencana yang disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti kecelakaan industri.

3. Veteran perang atau korban perang sipil

4. Anak-anak yang merasa diabaikan atau dilecehkan secara seksual, fisik, atau verbal, atau orang dewasa yang dilecehkan seperti anak kecil.

5. Orang yang menghadapi kematian mendadak salah satu anggota keluarga atau teman dekat atau orang yang dicintai

6. Profesional yang berhubungan dengan korban pada situasi trauma, seperti pekerja emergency, polisi, pemadam kebakaran, militer, dan pekerja pencari dan penyelamat

Apakah Gejala-gejala (symptoms) PTSD?

PTSD adalah gangguan yang kompleks yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan seseorang, terutama fungsi hidup sehari-hari, kualitas hidup dan hubungan. Beberapa gejala PTSD dapat sangat dramatis, seperti ingatan yang muncul tiba-tiba, yang dapat membuat seseorang merasa seperti mengalami kembali kejadiannya. Gejala yang lain, seperti merasakan dingin atau kehilangan orang yang dicintai adalah gejala di bawah sadar, tetapi dapat dihilangkan pada diri seseorang yang menderita PTSD dan orang-orang yang peduli pada orang tersebut.

Gejala-gejala (symptoms) PTSD dibagi menjadi tiga kategori. Seseorang yang mendapat pengalaman traumatis akan memperlihatkan beberapa gejala dan kombinasinya. Tetapi, diagnosis PTSD artinya bahwa seseorang telah menunjukan kriteria yang lebih spesifik. Gejala-gejala PTSD dapat dilihat di bawah ini:

1. Menghidupkan kembali (Intrusive Re-experiencing)
Seseorang yang mengalami PTSD sering merasa peristiwanya terulang kembali. Hal ini biasanya disebut flashback, atau menghidupkan kembali peristiwa. Orang ini mungkin mempunyai gambaran mental di kepalanya tentang trauma, mengalami mimpi buruk, atau bahkan mungkin mengalami halusinasi tentang trauma. Gejala ini sering menyebabkan seseorang kehilangan ”saat sekarang” dan bereaksi seolah-olah mereka mengalaminya seperti awal trauma terjadi. Contoh, beberapa tahun kemudian seorang anak akibat penganiayaan mungkin akan bersembunyi gemetaran di closet bila merasa ketakutan, meskipun ketakutan itu tidak berhubungan dengan penganiayaan.

2. Avoidance (penghindaran)
Seseorang yang mengalami PTSD bekerja keras untuk menghindari segala sesuatu yang mengingatkan mereka kembali pada kejadian traumatis. Mereka mungkin akan menghindari orang-orang, tempat, benda-benda yang mengingatkan, termasuk juga membekukan emosi untuk menghindari rasa sakit atau perasaan yang berlebihan. Membekukan pikiran dan perasaan akibat trauma disebut juga ”dissasociation” dan merupakan karakteristik PTSD. Sering, Seseorang yang menderita PTSD mengkonsumsi obat-obatan penenang atau alkohol atau rokok untuk menghindari ingatan-ingatan dan perasaan yang berhubungan dengan trauma. Dengan mengkonsumsi obat-obatan penenang atau alkohol atau rokok memang mereka dapat merasa tenang, tetapi hal itu sifatnya hanya sementara. Dengan menghilangkan ingatan-ingatan traumatis, maka secara otomatis seseorang akan terbebas dari kecaduan obat-obatan atau alkohol atau rokok.

3. Arousal (Pemicu)
Gejala-gejala pemicu psikologis dan fisiologis sangat berbeda-beda pada orang-orang dengan PTSD. Mereka mungkin sangat cemas, mudah gelisah, mudah tersinggung, mudah sakit hati, dan mungkin mengalami sulit tidur seperti insomnia, atau mimpi buruk. Mereka akan terlihat terus menerus waspada dan mengalami kesulitan konsentrasi. Sering orang dengan PTSD akan mengalami panic attack yang dibarengi dengan nafas yang pendek dan rasa sakit di bagian dada.

Orang dengan PTSD akan merasa rendah diri atau memiliki masalah hubungan, atau mungkin merasa kehilangan orang yang dicintai. Sebagai tambahan, masalah lainnya dapat berkembang dan dapat menutupi atau memperburuk gejala-gejala PTSD, meliputi :
- Problem psikologi yang meliputi depresi seperti panic disorder
- Keluhan fisik seperti sakit kronis, kelelahan (fatique), sakit perut, masalah pernapasan, sakit kepala, keram otot, sakit di bagian punggung bawah, atau masalah jantung.
- Kebiasaan yang merusak diri, seperti kecanduan rokok atau alkohol atau obat-obatan, juga termasuk tendensi untuk bunuh diri.

Bagaimana PTSD diketahui?

Diagnosis PTSD dapat diketahui jika sejumlah gejala dari masing-masing “wilayah” sudah berlangsung satu bulan atau lebih,dan jika sudah menyebabkan masalah yang buruk atau tekanan di rumah atau tempat kerja, atau mengganggu kehidupan sehari-hari.
Gejala-gejala PTSD biasanya muncul dalam trauma beberapa minggu, tetapi beberapa orang tidak mengalami gejala-gejala hingga berbulan-bulan, bahkan tahunan.
PTSD dapat berlangsung dalam enam bulan pada beberapa orang, sementara yang lainnya mungkin mengalami gejala-gejalanya lebih lama. Sekali lagi, sangatlah penting untuk dimengerti bahwa tiap orang merespon secara berbeda terhadap trauma. Beberapa orang akan memiliki masalah yang kecil, dan masalah tersebut akan hilang tanpa diterapi. Sementara yang lainnya memerlukan dukungan dan terapi sebelum mereka dapat bergerak maju dalam kehidupan mereka.

Bagaimana PTSD disembuhkan?

Langkah yang paling penting dalam penyembuhan PTSD sering merupakan yang paling sulit adalah mengetahui masalahnya. Ada beberapa alasan mengapa hal ini sulit dilakukan.

- Seseorang yang mempunyai pengalaman kejadian traumatis yang ekstrem mungkin berharap, atau bahkan mengharapkan mampu “mengatasi” dan “melenyapkannya” oleh diri mereka sendiri.
- Beberapa orang menghindari berhubungan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan trauma, terutama ketika mereka mencoba untuk kembali ke aktifitas “normal” sehari-hari.
- Sering seseorang merasa bersalah tentang apa yang telah terjadi dan mereka salah meyakini bahwa mereka pantas untuk disalahkan atau pantas mendapatkannya. Sering, pengalamannya terlalu pribadi, menyakitkan atau memalukan untuk diceritakan.
- PTSD dapat membuat seseorang merasa terisolasi atau sendiri, membuatnya sulit untuk mendapat pertolongan.
- Seseorang dengan PTSD tidak selalu membuat koneksi antara kejadian traumatis dan kekosongan emosional, kemarahan, kecemasan, dan kadang-kadang gejala-gejala fisik. Mereka secara tidak sengaja mendapati diri mereka merasakannya berbulan-bulan kemudian, bahkan bertahun-tahun, setelah trauma.
- Kadang-kadang seseorang tidak tahu bahwa mereka dapat disembuhkan, atau tidak tahu kemana untuk mendapatkan pertolongan. Jika anda atau seseorang yang anda sayangi mempunyai PTSD, anda perlu tahu bahwa tersedia pertolongan . PTSD dapat disembuhkan secara total.
Bagaimana dapat menolong keluarga atau teman penderita PTSD?
Akan sangat sulit menerima orang yang dicintai atau teman baik mengalami efek akibat trauma. Tidak hanya kawatir, tetapi usaha anda untuk menolong mungkin akan ditolak. Orang tersebut mungkin akan menjaga jarak atau dingin secara emosional, atau mungkin mengalami gejala-gejala lainnya yang menjadi karakteristik PTSD.

Tapi anda jangan takut. Orang ini membutuhkan anda saat ini. Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan :
- Memberi keberanian pada penderita untuk mencari atau meneruskan penyembuhan. Tentu hal ini akan sulit karena penyembuhan berarti menghadapi trauma dan semua kegelisahan, emosi yang menakutkan dan ingatan yang berhubungan dengan trauma. Memerlukan waktu yang lama untuk hal tersebut. Keterlibatan dan pengertian anda dapat menolong orang yang Anda cintai untuk mencari dan meneruskan upaya penyembuhan.

- Berikan bantuan secara emosional dan dengarkanlah. tumbuhkan keberanian untuk membagi perasaannya. Jadilah pendengar yang baik, karena ini merupakan bagian dari proses penyembuhan.

- Bersabarlah dan milikilah harapan yang realistik untuk penyembuhan. Proses penyembuhan mungkin bisa memerlukan waktu lama. Tergantung dari seberapa buruk situasinya dan seberapa besar resistensi penderita. Pengertian ini akan menolong anda untuk tetap optimis dan membatu bila sangat diperlukan.

- Berhati-hatilah dengan diri anda juga. Bersama dengan orang yang sedang dalam proses penyembuhan karena pengalaman traumatis dapat membuat anda stress. Ambillah waktu untuk merawat diri anda. Bila perlu pelajari teknik – teknik yang ada untuk bagaimana anda dapat menangani emosi dan stress yang mungkin mempengaruhi anda.

Sangatlah mudah untuk merasa sendiri ketika anda atau seseorang yang anda cintai menderita karena PTSD. Tetapi anda tidak sendiri. Ada banyak informasi tersedia tentang PTSD dan orang yang berdedikasi dalam organisasi yang dapat menolong anda lepas dari trauma.

Pilihan-pilihan Terapi Penyembuhan

Jika anda atau orang yang anda sayangi menderita karena PTSD, sangatlah penting untuk mendapatkan terapi trauma, atau anda atau orang yang anda cintai akan menderita gejala-gejala PTSD untuk seumur hidup. Seorang psychiatrist, psychologist, atau pekerja sosial atau professional kesehatan mental dan emosional yang menyediakan konsultasi berhubungan dengan trauma dapat menolong anda apakah anda mempunyai PTSD dan melakukan terapi untuk penyembuhan.

Terapi Konvensional dapat melibatkan psychotherapy, pengobatan, atau kombinasi keduanya, dan biasanya memakan waktu berbulan-bulan bahka bertahun-tahun. Sedangkan terapi dengan teknik baru, menggunakan teknik yang sangat sederhana, cepat, namun efektif, dalam menghilangkan ingatan-ingatan, gejala-gejala, dan masalah fisik pasca trauma, dan memangkas waktu terapi hanya dalam hitungan minggu atau hari.

Terapi konvensional
Psychoterapy
Psychotherapeutic atau metoda counseling, seperti cognitive behavior therapy sangat efektif untuk menyembuhkan PTSD.

Pengobatan
Resep pengobatan juga efektif menyembuhkan PTSD. Pengobatan harus dilakukan secara langsung. Pantangan-pantangan harus didiskusikan dengan healthcare provider anda.

Terapi dengan Energy Psycology
Energy Psycology

Energy Psycology menjadi gelombang sains dan kesehatan berikutnya dalam 10 tahun ke depan. Didasarkan pada kebenaran bahwa kita pada dasarnya terbuat dari energi, dan segala sesuatu di alam semesta ini merupakan ekpresi dari energi – energy psychology menempatkan diri pada level baru sebagai teknik penyembuhan (healing). Energy healing menyadari bahwa rasa sakit dan disfungsi – apakah itu psikologis ataupun fisik – disebabkan karena gangguan sistim energi yang terjadi pada diri seseorang. Dengan cara memperbaiki ketidakseimbangan energi ini, memungkinkan seluruh mind/body system kembali pada keadaan normalnya, keadaan sehat.

Pendekatan tradisional sering gagal karena mereka mencoba memperbaiki tubuh fisik tanpa melibatkan dasar yang lebih dalam pada level energy. Contoh, seorang pasien yang mendapat transplantasi jantung hanya akan kembali pada gaya hidup yang merusak dan mati pada serangan jantung berikutnya satu tahun kemudian. Energy Psycology menuju pada akar masalah, bukan hanya superficial.

Einstein mengatakan bahwa sebuah masalah tidak dapat diselesaikan pada level yang sama di mana masalah tersebut diciptakan.

Dengan menggeser fokus dan kesadaran ke level subtle energy dan getaran, penyembuhan yang cepat dapat diperoleh baik secara fisik maupun psikologis, bahkan untuk kondisi kronis yang kelihatannya tidak dapat disembuhkan oleh cara-cara konvensional.
Penyembuhan psychotherapy yang memakan waktu tahunan, kini dapat diatasi dalam hitungan jam atau menit.

Energy Psychology adalah sebuah teknik yang paling efektif dan powerful yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah klien secara cepat. Dan teknik ini dapat dipelajari dengan mudah, dan dapat diaplikasikan pada diri sendiri.

Energy Psychology melibatkan proses tapping dengan dua jari di titik-titik akupuntur pada tubuh sambil berfokus pada target dengan cara verbal. Apa yang terjadi adalah keseimbangan dan pembebasan energi, yang memungkinkan hambatan yang terjadi (emosi, ingatan traumatis, atau disfungsi tubuh), dihilangkan atau dinetralisir dengan cepat.
Teknik terapi tradisional cenderung menyakitkan, dengan perubahan yang terjadi sangat lambat dengan tingkat kesembuhan yang rendah. Bahkan cognitive-behavioral techniques, yang cukup fokus dan efektif, tidak dapat dibandingkan dengan kecepatan Energy Psychology dalam menghasilkan perubahan positif.
Bila dikombinasikan dengan praktek seperti yoga dan meditasi, penyembuhan dan transformasi yang dalam dapat terjadi dalam waktu yang singkat.

Selain Trauma atau PTSD, beberapa isu yang dapat ditangani oleh Energy Psychology
adalah :
- Kecemasan
- Compulsive Behavior
- Kecanduan (rokok atau obat-obatan)
- Stress dan Depresi
- Ketakutan dan Phobia
- Kecemasan publik / Ketakutan berbicara di depan umum
- Sakit Kepala / Migren
- Keyakinan diri yang membatasi
- Blok Mental
- Perasaan Malu / bersalah
- Insomnia
- Pasca Stroke
- Masalah seksual
- Masalah Wanita dan anak-anak
- Masalah hubungan
- Peak Performance

Tidak ada komentar: