Rabu, 06 Mei 2009

Membawa – bawa masa lalu

Dua orang biksu Zen yang bernama Tanzan dan Ekido. Mereka sedang berjalan di
sepanjang jalan pedesaan yang sangat berlumpur akibat hujan deras yang tadi
turun. Di pinggiran desa mereka bertemu dengan seorang perempuan muda yang
hendak menyeberangi jalan, tapi karena lumpur yang sangat dalam perempuan itu
tidak berani menyeberang jalan karena ia takut lumpur itu bisa merusak baju
kimono sutra yang dikenakannya. Tarzan membantu perempuan itu menyeberang dengan
menggendongnya ke seberang jalan.

Kedua biksu berjalan kembali dalam diam. Lima jam kemudian, saat mereka
mendekati pintu kuil, Ekido tidak bisa menahan diri lagi dan bertanya," Kenapa
kamu tadi membawa perempuan itu menyeberang jalan? Tanyanya. "Kita para biksu
tidak sepatutnya melakukan hal tadi."
"Aku telah menurunkan perempuan itu berjam – jam yang lalu,"sahut Tarzan.
"Apakah kamu masih membawa – bawa dia?"

Demikian ilustrasi ketidakmauan batin manusia untuk melepaskan masa lalunya.
Bayangkan seperti apa hidup ini rasanya bagi seseorang yang sepanjang waktu
tidak mampu atau tidak bersedia untuk melepaskan situasi dari dalam dirinya,
mengakumulasi lebih dan lebih banyak "hal" di dalam. Betapa beratnya beban masa
lalu yang mereka bawa dalam pikiran mereka.

Masa lalu hidup dalam diri anda sebagai kenangan, tapi kenangan itu sendiri
bukan sebagai sebuah masalah. Bahkan melalui ingatan kita belajar dari masa lalu
dan kesalahan masa lalu. Hanya saja, saat pikiran masa lalu mengambil alih
perhatian anda sepenuhnya, hal itu berubah menjadi beban, masalah, dan menjadi
bagian dari rasa diri anda. Kepribadian yang dikondisikan oleh masa lalu
kemudian menjadi penjara bagi anda. Kenangan anda diperkuat oleh rasa diri dan
cerita anda menjadikan anda melihat bagaimana diri anda.

Kebanyakan orang membawa sejumlah bawaan yang tidak perlu, baik secara mental
maupun emosional, sepanjang hidup mereka. Mereka membatasi diri mereka dengan
kesedihan, penyesalan, rasa malu, dan rasa bersalah. Pikiran emosional telah
menjadi diri mereka.

Karena kecenderungan manusia untuk mengulangi emosi lama, hampir setiap orang
membawa kumpulan rasa sakit emosional dalam medan energinya, yang disebut
"tubuh yang sakit."

Tapi kita dapat berhenti menambah rasa sakit tubuh yang sudah lama kita miliki
itu. Kita bisa belajar untuk menghapus pengulangan emosi lama untuk tidak
tinggal di masa lalu, terlepas apakah itu terjadi kemarin atau tiga puluh tahun
yang lalu. Kita dapat belajar untuk tidak menyimpan dalam pikiran kita kejadian
masa lalu selamanya dan mengembalikan perhatian kita pada saat ini.

Emosi negatif apapun yang tidak ditangani akan disimpan sebagai rasa sakit di
tubuh anda.Rasa sakit yang tertinggal dari setiap emosi negatif yang tidak
dihadapi dan diterima kemudian bergabung bersama membentuk medan energi yang
tinggal di setiap sel tubuh anda. Di situ tidak saja mengandung rasa sakit masa
kanak – kanak anda, tetapi juga emosi rasa sakit yang ditambahkan pada masa
dewasa dan selama kehidupan dewasa anda. Medan energi ini sudah lama ada tapi
masih terus hidup, hadir hampir pada setiap manusia, yaitu tubuh yang sakit.
Orang yang mempunyai tubuh sakit yang lebih berat biasanya mempunyai kesempatan
lebih baik untuk terbangun secara spiritual dibanding mereka yang punya beban
yang relatif ringan. Beberapa dari mereka masih terus terperangkap dalam tubuh
sakit mereka, beberapa yang lain mencapai titik di mana mereka tidak bisa lagi
hidup dengan ketidakbahagiaan mereka, dan menjadi motivasi mereka untuk
terbangun menjadi kuat.

Supriyatno
Mental & Emotional Health Provider, Practitioner of EFT, The Sedona Method, The Power of Now, A Course in Miracle