Kita dapat merasakan kedamaian dalam diri jika melepaskan diri dari rasa sakit akibat peristiwa yang sudah lalu dan rasa takut akan masa depan,serta belajar untuk hidup di masa sekarang.
Alasan utama kekawatiran, kemarahan dan depresi yang dialami orang-orang adalah akibat terbelenggu masa lalu. Selama fikiran kita fokus pada luka lama dan pikiran tidak mau memaafkan masa lalu, tidak aneh jika kita merasa terbebani di masa sekarang. Kita memikul beban masa lalu. Dan fisik serta pikiran kita mencerminkannya.
Pikiran, Bukan Fisik
Kita tiba di rumah setelah melalui hari yang sulit di tempat kerja. Tubuh kita bergerak lambat, semangat kita menurun dan yang bisa kita lakukan hanyalah makan malam singkat lalu tergeletak di tempat tidur. Tiba-tiba saja telepon berdering. Seorang teman dekat yang datang dari jauh, malam ini ingin bertemu untuk makan malam. Kita menjawab, “ satu jam lagi saya berada di sama.”
Saking senengnya, kita bangun dan segera mandi. Tiba-tiba kita penuh energi. Apa yang terjadi? Apa yang sudah terjadi hari ini tidak berubah. Tidak ada yang terjadi dengan fisik kita, tetapi perilaku kita berubah drastis karena beralih dari belenggu masa lalu (hari yang melelahkan) menjadi fokus ke masa sekarang (bersiap-siap akan bersenang-senang dengan teman). Ketika kita bereaksi berdasarkan masa lalu, kita kehabisan energi. Ketika kita bereaksi berdasarkan masa sekarang, kita gembira dan penuh energi.
Takut Terhadap Masa Depan
Ketakutan kita terhadap masa depan datang dari keyakinan bahwa masa lalu akan terulang dengan cara menyulitkan.. Jika kita berpikir diri kita dirusak oleh masa lalu, kita memandang masa depan dengan penuh ketakutan karena percaya pada penolakan dan rasa sakit ketimbang cinta dan keutuhan. Dengan perilaku seperti ini hampir tidak mungkin kita bahagia.
Umumnya kita menghabiskan banyak waktu berkutat dengan masa lalu dan jadi takut menghadapi masa depan walaupun kita hidup di sini dan saat ini. Kita lebih peduli pada masa lalu dan mencemari semua yang kita alami dengan pelajaran-pelajaran usang dan tidak membahagiakan. Jika perilaku kita seperti itu, bagaimana kita memandang masa depan dengan cara lain selain ketakutan?
Salah satu pemberian terindah yang dapat kita berikan kepada diri sendiri adalah memutuskan untuk tidak lagi terbelenggu masa lalu dan takut pada masa depan. Penyembuhan masa lalu dapat dilakukan dengan melepaskan masa lalu dengan kesadaran bahwa kita dapat membebaskan pikiran kita dengan memilih memaafkan semua orang yang telah menyakiti kita.